KEPUTUSAN
KWARTIR
NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR
028 TAHUN 1996
TENTANG
PEDOMAN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN PENDAHULUAN
BELA NEGARA DALAM GERAKAN PRAMUKA
Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Menimbang :
1.
bahwa Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan
di luar sekolah, tidak terlepas dari ketentuan dalam Undang-undang Nomor 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2.
bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 20
Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan
Negara,serta Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982, maka Gerakan Pramuka merupakan obyek
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara;
3.
bahwa untuk itu, Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka perlu menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara dalam Gerakan Pramuka.
Mengingat
:
1.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara, serta Undang-undang
RI Nomor 1 Tahun 1988 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 20 Tahun
1982
2.
Undang-undang
RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3.
Keputusan
Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka juncto Keputusan
Presiden RI Nomor 057 Tahun 1988 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;
4.
Keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun 1989 tentang Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka;
5.
Keputusan
Bersama antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Menteri Pertahanan
Keamanan RI Nomor 153 Tahun 1986 dan Nomor Kep/12/IX/1986 tentang upaya
peningkatan PPBN di lingkungan Gerakan Pramuka;
6.
Pedoman
Bersama antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Dirjen Persmanvet
Dephankam Nomor 045 Tahun 1988 dan Nomor 006/III/1988, tentang Pokok-pokok
Pelaksanaan Kesepakatan antara Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Menteri
Pertahanan Keamanan RI;
7.
Buku
Panduan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan Pramuka, yang
dikeluarkan oleh Ditjen Persmanvet, Dephankam Tahun 1996.
Memperhatikan : Saran Andalan Nasional dan Staf Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama
: Menerbitkan Buku Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan Pramuka seperti yang tertera
pada lampiran keputusan ini.
Kedua
: Menginstruksikan kepada semua
jajaran Gerakan Pramuka untuk melaksanakan isi buku pedoman tersebut di atas
Ketiga
: Semua jajaran Gerakan Pramuka
diharapkan mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak lain
yang terkait dalam pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan
Pramuka.
Keempat
: Keputusan ini berlaku sejak
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 26 Februari 1996.
Ketua,
H. Himawan Soetanto.
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Gerakan Pramuka
sebagai lembaga pendidikan luar sekolah bertujuan untuk mendidik generasi muda
agar berwatak dan berbudi pekerti luhur, serta mampu mengembangkan kepribadian,
potensi dan jati dirinya, sebagai tunas bangsa yang masih dalam masa transisi,
sehingga pada saatnya nanti dapat mencapai proses kedewasaan dalam arti
sebenarnya.
b. Sebagai
organisasi yang berorientasi pada pembinaan watak, Gerakan Pramuka harus
menyesuaikan pola pembinaannya sesuai dengan perkembangan jaman, yaitu era ilmu
pengetahuan dan teknologi yang serba canggih, sehingga diharapkan mampu
menyerap dan mengikuti perkembangan jiwa maupun sosial peserta didiknya, dan
dapat mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan mewujudkan kegiatan menarik yang
mengandung pendidikan, sesuai dengan harapan masyarakat dan keinginan
pemerintah, termasuk memantapkan materi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN) dalam kegiatan Gerakan Pramuka.
c. Di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982
pasal 19 disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan
guna memasyarakatkan upaya bela negara, serta menegakkan hak dan kewajiban
warga negara dalam upaya bela negara. Hal ini apabila kita
kaji mempunyai hubungan yang erat dengan kegiatan Gerakan Pramuka. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara tahap awal dilaksanakan pada
pendidikan sekolah tingkat dasar dan menengah serta dalam Gerakan Pramuka.
Pada hakikatnya Gerakan Pramuka itu sendiri sudah memberikan
dasar-dasar Pendidikan Pendahuluan Bela Negara tersebut, namun demikian
disadari perlunya upaya yang lebih sistematis, efisien dan efektif.
2. Maksud dan tujuan
a.
Pedoman Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di lingkungan Gerakan Pramuka
b.Tujuan
diterbitkannya pedoman pelaksanaan agar ada kesamaan persepsi, visi dan
tindakan dalam mencapai sasaran dan tujuan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
3. Dasar
a. UUD 1945 pasal
30 ayat (1)
b. Undang-undang RI
Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan
Negara Republik Indonesia serta Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1988 tentang
Perubahan atas Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 1982.
c. Keputusan
Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka junto Keputusan
Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
d. Keputusan
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun 1983, tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
e. Keputusan
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 63 Tahun 1979, tentang Pola Umum
Gerakan Pramuka.
f. Keputusan Bersama antara Ka Kwarnas
dengan Menhankam RI Nomor 153 Tahun 1986 dan Nomor Kep/12/IX/1986, tentang
upaya peningkatan PPBN di lingkungan Gerakan Pramuka.
g. Pedoman Bersama antara Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dan Ditjen Persmanvet Dephankam Nomor 045 Tahun 1988 dan
006/III/1988, tentang Pokok-pokok Pelaksanaan Kesepakatan antara Ka Kwarnas
Gerakan Pramuka dan Menhankam RI.
h.
Buku Panduan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan Pramuka, yang
dikeluarkan oleh Ditjen Persmanvet, Departemen Hankam.
4. Ruang lingkup dan
tata Urut
Pedoman
pelaksanaan ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan PPBN
dalam Gerakan Pramuka dan disusun dengan tata urut sebagai berikut:
a.
Pendahuluan
b.
Gambaran Umum tentang PPBN dalam Gerakan Pramuka
c. Peranan Gerakan Pramuka dalam Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara
d. Pokok-pokok pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara
e. Pola Pelaksanaan PPBN
f. Tolok Ukur dan tanda-tanda keberhasilan serta
evaluasi PPBN dalam Gerakan Pramuka
g. Penutup
5. Pengertian
a. Pertahanan Keamanan
Negara adalah pertahanan keamanan negara Republik Indonesia sebagai salah satu
fungsi pemerintahan negara, yang mencakup upaya dalam bidang pertahanan yang
ditujukan terhadap segala ancaman dari luar negeri dan upaya dalam bidang
keamanan yang ditujukan terhadap ancaman dari dalam negeri.
b. Bela negara
adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu, dan berkelanjutan yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian
Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan
setiap ancaman baik dariluar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa,keutuhan
wilayah dan yurisdiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945.
c. Upaya bela
negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai
penunaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan
negara.
d. Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara disingkat PPBN adalah pendidikan dasar bela negara guna menumbuhkan
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia,
keyakinan akan Kesaktian Pancasila, kerelaan berkorban bagi Negara, serta
memberikan kemampuan awal bela negara.
e. Wawasan Nusantara
adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan sesuai dengan
Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, keadaan geografi negara serta sejarah yang
dialaminya. Pada dasranya Wawasan Nusantara merupakan
perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai kesatuan yang bulat dan utuh di dalam
kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatn.
f. Ketahanan
Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, baik dariluar negeri maupun dari dalam
negeri dalam bentuk apapun, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
identitas, keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta mencapai tujuan
perjuangan nasionalnya.
g. Gerakan Pramuka: nama
satu-satunya organisasi kepanduan nasional Indonesia, yang merupakan wadah dan
boleh menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia dengan
menggunakan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan.
h. Pramuka: sebutan
bagi peserta didik dalam Gerakan Pramuka, yaitu anggota Gerakan Pramuka berusia
antara 7 sampai dengan 25 tahun dan berkedudukan sebagai:
1) Pramuka Siaga (usia 7-10
tahun) disingkat S
2) Pramuka Penggalang (usia
11-15 tahun) disingkat G
3) Pramuka Penegak (usia 16-20
tahun) disingkat T
4) Pramuka Pandega (usia 21-25
tahun) disingkat D
i. Pembina Pramuka: sebutan bagi anggota dewasa Gerakan
Pramuka, yaitu tugasnya membina secara langsung para Pramuka S, G, T, dan D di
satuan Pramuka masing-masing yang ada di Gugusdepan.
j. Pembina
Pramuka Mahir: sebutan bagi Pembina Pramuka yang telah selesai kursus Pembina
Pramuka Mahir Tingkat Dasar dan Lanjutanserta masa pengembangannya, sehingga
dinilai oleh para Pelatih ia cukup cakap untuk membina Satuan Pramuka S, G, T,
atau D.
k. Pelatih Pembina
Pramuka yang disebut secara singkat Pelatih, sebutan bagi anggota dewasa
Gerakan Pramuka yang sudah menjadi Pembina Pramuka Mahir (golongan S, G, T, D)
yang telah selesai mengikuti Kursus Pelatih Pembina Pramuka tingkat Dasar
dan/atau tingkat Lanjutan, dan diangkat oleh Kwartir Cabangnya untuk
melaksanakan pendidikan dan latihan bagi anggota dewasa Gerakan Pramuka atau
orang dewasa lainnya. Tugas Pelatih ini adalah melatih
anggota dewasa Gerakan Pramuka agardapat meningkatkan jumlah dan mutu Pembina
Pramuka serta anggota dewasa lainnya.
l.
Instruktur: sebutan bagi anggota dewasa Gerakan Pramuka atau Pramuka
Penegak/Pandega, atau orang dari luar Gerakan Pramuka, yang karena kecakapan
atau kemampuannya diminta untuk memberi latihan keterampilan tertentu, misalnya
instruktur perkemahan, tali temali,peta dan kompas, gladi tangguh dan halang
rintang, dan lain-lain kepada para Pramuka S, G, T, dan D guna mencapai syarat
kecakapan Pramuka
BAB II
GAMBARAN UMUM PPBN DAN GERAKAN PRAMUKA
Upaya Bela Negara
merupakan kewajiban setiap warga negara untuk dapat mempertahankan keutuhan
Negara Republik Indonesia dalam segala aspekkehidupan.
6. Gambaran Umum PPBN
a. Kedudukan PPBN
1) Sesuai dengan
Ketetapan MPR No. 11/MPR/1988, tentang Garis-garis Besar Haluan Negara pada
Bidang Hankam angka 6 dan 8, dan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 1982 tentang
ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RI, ditetapkan bahwa hak dan
kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikut sertaan dalam upaya Bela
Negara diselenggarakan antara lain melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN)
sebagai bagian tak terpisah dalam Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai bagian
tak terpisah dalam Sistem Pendidikan Nasional, maka penyelenggaraan PPBN harus
tunduk pada UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
pelaksanaannya melalui pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.
2) Dengan demikian
maka PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah salah satu pelaksanaan PPBN di
lingkungan Pendidikan Luar Sekolah.
b. Tujuan PPBN
Tujuan PPBN adalah mewujudkan warga negara Indonesia yang
memiliki tekad, sikap dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut guna meniadakan setiap ancaman baik dari dalam maupun dari luar
negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan
persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridis nasional serta nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
c. Sasaran PPBN
Sasaran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah
terwujudnya warga negara Indonesia yang mengerti, menghayati dan sadar serta
yakin untuk menunaikan kewajibannya dalam upaya bela negara, dengan ciri-ciri:
1) Cinta tanah air
Yaitu mengenal mencintai wilayah nasionalnya sehingga
waspada dan siap membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup
bangsa dan negara oleh siapapun dan dari manapun.
2) Sadar berbangsa Indonesia
Yaitu selalu membina
kerukunan, persatuan, dan kesatuan di lingkungan keluarga, pemukiman,
pendidikan, dan pekerjaan sera mencintai budaya bangsa dan selalu mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan.
3) Sadar bernegara Indonesia
Yaitu sadar bertanah air, bernegara dan berbahasa satu
yaitu Indonesia, mengakui dan menghormati bendera Merah Putih, Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya, Lambang Negara Garuda Pancasila dan Kepala Negara serta
mentaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Yakin akan kesaktian
Pancasila sebagai ideologi Negara
Yaitu yakin akan kebenaran Pancasila sebagai satu-satunya
falsafah dan ideologi bangsa dan negara yang telah terbukti kesaktiannya dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara,guna
tercapainya tujuan nasional.
5) Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Yaitu rela mengorbankan waktu, tenaga,pikiran,
dan harta baik benda maupun dana,untuk kepentingan umum, sehingga pada saatnya
siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara.
6) Memilikikemampuan awal bela negara
a) Diutamakan secara psikis (mental) memiliki sifat-sifat
disiplin, ulet, kerja keras, mentaati segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku, percaya akan kemampuan sendiri, tahan uji,
pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional.
b) Secara fisik (jasmaniah) sangat diharapkan memiliki
kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang tidak bersifat latihan
kemiliteran, yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat
psikis.
6. Gambaran Umum PPBN
a. Tugas Gerakan Pramuka
Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 antara lain menyatakan bahwa Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan
yang ditugaskan Pemerintah RI untuk melaksanakan pendidikan kepanduan bagi
anak-anak dan pemuda, dengan menggunakan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan
Kepramukaan.
b. Gerakan Pramuka sebagai sub sistem Pendidikan Nasional
Gerakan Pramuka sebagai
lembaga pendidikan di luar sekolah menangani pendidikan yang menitik beratkan
pada pembentukan kepribadian dan watak, serta pembentukan kader bangsa yang
mampu melaksanakan pembangunan yang berjiwa Pancasila, merupakan sub sistem
dari pendidikan nasional, yang diatur dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c. Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa
dan masyarakat Indonesia agar:
1) menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatakluhur serta:
a) tinggi moral, kuat mental,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b) tinggi kecerdasan danmutuketerampilan;
c) kuat dan sehat fisiknya;
2) menjadi warga
negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
RI, sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan
mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut
merupakan cita-cita Gerakan Pramuka, karena itu kegiatan yang dilakukan oleh
semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian tujuan
tersebut.
d. Kegiatan Gerakan Pramuka
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut melalui
penyelenggaraan kegiatan pada:
1) Gugusdepan Pramuka
2) Satuan Karya Pramuka (Saka) yang saat ini terdiri
atas:
a) Saka Bahari
b) Saka Bakti Husada
c) Saka Bhayangkara
d) Saka Dirgantara
e) Saka Kencana (Keluarga Berencana)
f) Saka Taruna Bumi
g) Saka Wanabakti
3) Setiap jajaran kwartir
e. Dalam kegiatan Gerakan Pramuka digunakan:
1) Kiasan Dasar
Gerakan Pramuka yang diambil dari tahapan sejarah Perjuangan Kemerdekaan Bangsa
dan Negara Indonesia
2) Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan yang salah satu unsurnya
adalah digunakannya Kode Kehormatan Pramuka yaitu Satya dan Darma Pramuka, atau
janji dan ketentuan moral.
8. Kesesuaian antara Gerakan Pramuka dan PPBN
a. Gerakan Pramuka dan PPBN keduanya merupakan produk
peraturan perundang-undangan
b. Kegiatan Gerakan
Pramuka selaras dan senada dengan PPBN, sehingga semua kegiatan Gerakan Pramuka
dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan PPBN.
BAB III
PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
9. Fungsi Gerakan Pramuka
Fungsi Gerakan Pramuka adalah:
a. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik
dimaksudkan permainan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan, yaitu
permainan yang mempunyai tujuan dan atruan permainan, jadi bukan hanya sekedar
main-main, yang bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak
bernilai pendidikan.
b. Pengabdian bagi orang dewasa
Nagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan tetapi
suatu tugas yang memerlukan keikhlasan,kerelaan
danpengabdian. Orang dewasa mempunyai kewajiban untuk secara
sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasinya.
c. Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan
alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat
bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya.
Jadi kegiatan
kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu
sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
10. Peranan Gerakan Pramuka
Adapun peran Gerakan Pramuka adalah adalah sebagai wadah
untuk mendidik dan membina anak dan pemuda Indonesia dengan tujuan agar mereka
menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur dan
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Indonesia, serta sanggup dan
mampu melaksanakan pembangunan bangsa dan negara.
Peranan Gerakan Pramuka dalam Pendidikan Bela Negara
adalah:
a. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
1) Meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menurut agama dan
kepercayaan masing-masing
2) Memupuk
kerukunan hidup antar umat seagama dan antara pemeluk agama yang satu dengan
pemeluk agamalain.
b. Menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air dengan cara:
1) Memupuk dan
mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah air dan bangsa
2) Menumbuhkan dan
mengembangkan pada para anggota rasa percaya diri pada diri sendiri, sikap dan
perilaku yang inovatif dan kreatif, rasa tanggung jawab dan disiplin.
3)
Menumbuhkembangkan rasa memiliki dan mencintai produksi dalam negeri.
c. Menumbuh kembangkan sadar berbangsa dan bernegara
dengan cara:
1) Menyadari bahwa
rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia mutlak adanya
sehubungan dengan kondisi negara dan bangsa Indonesia yang majemuk dalam
berbagai dimensi.
2) Mentaati segala
peraturan yang berlaku
3) Memupuk dan
mengembangkan rasa kesadaran dan kesetia kawanan sosial untuk menumbuhkan sikap
gotong royong, senasib sepenanggungan dan suka menolong sesama.
d. Menumbuh kembangkan keyakinan akan
kesaktian Pancasila dengan cara antara lain:
1) Menumbuhkan
keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai
satu-satunya falsafah dan ideologi bangsa dan negara, yang telah terbukti
kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara guna
tercapainya tujuan nasional.
2) Memantapkan jiwa
Pancasila dan mempertebal kesadaran sebagai warga negara yang bertanggung jawab
terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan negara.
e. Menumbuh kembangkan rela berkorban untuk negara dan
bangsa dengan cara:
1) Melatih panca
indera dan pendidikan jasmani, mengolah pikiran, hasta karya serta menyediakan
sarana dan prasarana, untuk mempelajari bermacam keterampilan dan kejujuran
dalam rangka membina dan mengembangkan kader pembangunan yang sehat, cakap,
cerdas, dan terampil.
2) Mendahulukan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi/golongan merupakan tindakan yang
harus dimiliki oleh setiap warga negara dalam sikap hidupnya.
f. Memberikan kemampuan awal bela negara antara
lain dengan cara:
1) Menanamkan sifat
disiplin, ulet, kerja keras, mentaati segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku, percaya kemampuan sendiri, tahan uji dan pantang menyerah dalam
menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional.
2) Secara fisik
(jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan kemampuan keterampilan jasmani yang
tidak bersifat latihan kemiliteran yang dapat mendukung kemampuan awal bela
negara yang bersifat psikis.
Jelaslah bahwa
Gerakan Pramuka harus berperan aktif dalam PPBN, dengan dijiwai semangat
Kebangkitan Nasional, berusaha menjadi anggota Gerakan Pramuka sebagai
motivator, inovator, penyuluh, memberi contoh dan penggerak masyarakat di
bidang PPBN.
11. Peran sebagai Motivator
Peran anggota Gerakan Pramuka sebagai motivator adalah:
a. Mendorong untuk
mencintai tanah airnya, misalnya dengan mengajak para Pramuka melihat keindahan
alam, air terjun, pantai laut, memperhatikan berbagai tanaman dan hewan yang
hidup di alam sekitarnya, menganalisa berita atau isi majalah tentang keadaan
masyarakat dan perkembangan bangsa.
b. Mendorong
kesadaran berbangsa dan bernegara, misalnya dengan mempelajari struktur
pemerintah, mengetahui nama dan alamat pejabat pemerintah di wilayahnya,
nama-nama menteri kabinet pembangunan, mengenal pahlawan nasional, mengikuti
lomba kesenian dan kesusasteraan Indonesia, belajar berpidato atau mengarang
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar atau dengan menggunakan
bahasa daerahnya, menyanyikan lagu-lagu perjuangan, lagu-lagu nasional dan
daerah, mempelajari tarian atau kesenian daerahnya/nasional dan sebagainya.
c. Mendorong untuk
yakin atas kesaktian Pancasila, misalnya dengan mempelajari butir-butir
Pancasila, dengan penghayatan dan pengalamannya, sejarah lahirnya Pancasila,
peristiwa-peristiwa nasional yang mengarah pada rongrongan terhadap Pancasila
dari berbagai segi dan lain-lain.
d. Mendorong untuk
rela berkorban demi bangsa dan negara, dengan melakukan kegiatan sosial,
kegiatan bakti masyarakat, melaksanakan pembangunan fisik dan non fisik di
sekitar tempat tinggalnya. Melakukan kegiatan kebersihan
lingkungan yang mengarah pada kerelaan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan
harta benda miliknya untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya kelak siap
pula mengorbankan jiwa raganya bagi kepentingan bangsa dan negara.
e. Mendorong untuk
memiliki kemampuan awal bela negara, secara psikis dengan memberikan banyak
latihan untuk membina kedisiplinan, keuletan, kesediaan bekerja keras, mentaati
perundang-undangan yang berlaku, membina rasa percaya pada diri sendiri, tahan
uji, pantang menyerah, berani menghadapi kesulitan. Secara
fisik/jasmaniahdilakukan dengan memberikan latihan untuk membina kondisi
jasmani yang sehat, tangkas dan terampil, misalnya dengan latihan olah raga,
pencak silat, halang rintang, latihan tali temali, panjat tebing, peluncuran,
dan lain-lain.
12. Peran sebagai Inovator
Peran anggota Gerakan Pramuka sebagai inovator antara
lain melalui kegiatan yang menggugah para anggota Gerakan Pramuka untuk
berkreasi, menciptakan sesuatu atau menampilkan gagasan-gagasannya yang baru
dalam berbagai hal.
Kegiatan itu antara lain lomba melukis, mengarang
puisi/prosa, mencipta lagu dan tarian, membuat desain perangko/hiasan
dinding/motif batik, membuat permainan yang berkaitan dengan
Pancasila/kesadaran berbangsa dan bernegara, wawasan nusantara, membuat
berbagai macam hasta karya/seni ukir atau patung dari kayu, bambu, tempurung,
dan tulang, serta lomba kaligrafi, dan lain-lain.
Tegasnya anggota Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjadi
pembaharu, penemu gagasan baru, dalam menanamkan rasa cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan akan kesaktian Pancasila, kerelaan
berkorban demi bangsa dan negara, serta kemampuan awal bela negara.
13. Peran sebagai Penyuluh
Anggota Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjadi penyuluh,
baik bagi anggota Gerakan Pramuka lainnya, maupun bagi anggota masyarakat
sekitarnya.
Peran sebagai penyuluh ini tidak harus dilaksanakan
secara formal, artinya mengadakan penyuluhan, namun dapat dilaksanakan pula
dengan berbincang-bincang dengan teman-teman, sanak keluarga, handai taulan,
dengan menulis di surat kabar, majalah, buletin, dan lain-lainnya. Bahan
penyuluhannya diambilkan baik dari materi PPBN tahap awal maupun tahap lanjutan
(kewiraan) yang penyajiannya disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan
penerimanya. Materi tersebut juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada
saat itu, misalnya menjelang peringatan hari Proklamasi disampaikan materi yang
berkaitan dengan pengibaran Sang Merah Putih, kegiatan peringatan hari
Proklamasi itu sendiri, seperti lomba olah raga, pentas seni budaya, lomba
deklamasi atau baca puisi, dan sebagainya.
Dalam rangka Hari Pendidikan, dibuatkan acara yang
berkaitan dengan pendidikan, seperti lomba membaca, menulis, menyanyi dan
sebagainya.
Peringatan Hari Pancasila, diadakan lomba mengarang
tentang pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pada peringatan Hari
Lingkungan Hidup dibuatkan acara penghijauan, atau penanaman pohon perindang
jalan, pembuatan warung hidup dan apotik hidup, dan lain-lain.
Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan Gerakan Pramuka,
banyak kesempatan yang digunakan untuk memberikan penyuluhan, baik secara
langsung atau secara tidak langsung.
Secara langsung artinya secara tegas menyampaikan materi
PPBN kepada orang lain, sedang secara tidak langsung artinya para anggota
Gerakan Pramuka menyampaikan pelaksanaan materi PPBN yang praktis diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
14. Peran sebagai Pemberi Contoh
Masyarakat mengenal para anggota Gerakan Pramuka yang
tinggal di wilayahnya. Mereka tidak hanya kenal namanya, tetapi juga mengenal
kehidupan sehari-hari. Oleh kerena para anggota Gerakan Pramuka secara langsung
atau tidak langsung sudah mendapatkan pembinaan mengenai pengalaman materi PPBN
dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pengamalan Pancasila, Satya dan Darma
Pramuka, maka diharapkan semua anggota Gerakan Pramuka dapat memberikan contoh
teladan pelaksanaan kehidupan warga negara yang berjiwa Pancasila, warga negara
yang setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, warga negara yang taat
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, warga negara yang bersedia
berkorban untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Para Pramuka kita dapat menjadi contoh sebagai pelajar
atau mahasiswa yang rajin dan tekun belajar, para Pembina Pramuka dapat
memperlihatkan sifat jujur dan disiplinnya, para anggota dewasa Gerakan Pramuka
lainnya dapat memberi contoh bagi rekan-rekannya sebagai karyawan atau pimpinan
yang bertanggung jawab, disiplin, dan bekerja dengan rasa penuh tanggung jawab
dan kesadaran untuk membangun bangsa dan negara.
15. Peran sebagai Penggerak Masyarakat
Anggota Gerakan Pramuka hendaknya menyadari bahwa dirinya
mempunyai kewajiban menjadi penggerak untuk melaksanakan PPBN:
a. Penggerak
masyarakat untuk mencintai tanah airnya, dengan mengadakan berbagai kegiatan
seperti kegiatan untuk ikut melestarikan alam Indonesia, menjadi hutan dan
lingkungannya, memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya, tanpa merusak
dan mengotorinya dengan limbah yang merusak alam.
b. Penggerak
masyarakat untuk memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara dengan mengajak
masyarakat mentaati peraturan perudang-undangan yang berlaku, dengan mendukung
usaha Pemerintah dalam berbagai bidang, seperti Keluarga Berencana, Swa Sembada
Pangan, memasyarakatkan keaneka ragaman makanan pokok, membantu pelaksanaan
pemberantasan buta aksara, angka dan bahasa, mensukseskan Pemilu, dan berbagai
kegiatan lainnya.
c. Penggerak
masyarakat untuk meyakini akan kesaktian Pancasila dengan menggalakkan
permainan simulasi P-4, menggairahkan kegiatan agama dan kegiatan remaja masjid
atau gereja dan tempat ibadah lainnya, membantu badan sosial, panti asuhan,
panti jompo, dan lain-lainnya.
d. Penggerak
masyarakat untuk rela berkorban demi bangsa dan negara dengan mengadakan
berbagai kegiatan bakti sosial, bakti masyarakat, membantu proyek Manunggal
ABRI Masuk Desa. Menggalakkan kegiatan perkemahan Wirakarya atau perkemahan
bakti Pramuka, dan sebagainya.
e. Penggerak
masyarakat untuk memiliki kemampuan awal bela negara, dengan membawa masyarakat
memiliki sikap disiplin, tertib waktu, memiliki kesadaran untuk menjaga
ketertiban dan keamanan masyarakat, peka terhadap keadaan dan perubahan di
lingkungannya. Menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kegemaran berolah
raga, meningkatkan keterampilan berwiraswasta dan membuka lapangan kerja, pada
prinsipnya anggota Gerakan Pramuka harus menjadi dinamisator masyarakat, untuk
memajukan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan masyarakat.
BAB IV
POKOK-POKOK PELAKSANAAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA
16. Umum
Pada dasarnya materi PPBN sudah termasuk ke dalam materi
pendidikan kepramukaan, hanya intensitasnya berbeda, sehingga dengan demikian
PPBN disampaikan terintegrasi dengan materi pendidikan kepramukaan, dan
mengupayakan agar pendidikan kepramukaan tersebut dilaksanakan dengan lebih
intensif, sehingga para Pramuka menyadari bahwa kegiatan yang diberikan kepada
para Pramuka tersebut sebenarnya adalah PPBN. Dengan demikian maka tujuan dan
sasaran PPBN dapat tercapai.
17. Pengembangan kepramukaan
Dalam upaya mencapai tujuannya Gerakan Pramuka
melaksanakan kegiatan yang intensif dalam rangka pembinaan pribadi, yang
dititik beratkan pada pembinaan watak, untuk memupuk dan mengembangkan:
a. ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa;
b. rasa
persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial, baik antar anggota Gerakan Pramuka
sendiri, maupun dengan anggota masyarakat, dan ikut serta mewujudkan Ketahanan
Nasional dan perdamaian dunia;
c. rasa cinta dan
kesediaan untuk memelihara lingungan hidup, serta melestarikannya dalam upaya
menumbuhkan rasa cinta pada tanah air;
d. persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, serta kesadaran berbangsa dan bernegara;
e. pengetahuan dan
keterampilan anggota Gerakan Pramuka, untuk menumbuhkan rasa percaya diri
sendiri dan kemampuan untuk berdiri di atas kaki sendiri, dengan mengembangkan
sifat ulet, tahan uji, dan pantang menyerah;
f.
keprasahajaan hidup dan swadaya (hidup mandiri);
g. rasa
kesetiakawanan yang mencerminkan atas musyawarah dan mufakat;
h. kerelaan
berkorban untuk kepentingan lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara;
i. jiwa
kepemimpinan yang bertanggung jawab pada diri sendiri, keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara serta Tuhan Yang Maha Esa.
18. Peningkatan PPBN
a. Seperti tersebut
di atas, peningkatan PPBN di dalam Gerakan Pramuka tidaklah menambah materi dan
beban bagi Gerakan Pramuka, tetapi cukup dengan meningkatkan kegiatan/latihan
dalam Gerakan Pramuka, yang meliputi pematangan perencanaan dan pemantapan
pelaksanaan sehingga tercapai tujuan PPBN, yaitu memasyarakatkan upaya bela
negara melalui kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara.
b. Pemantapan PPBN
dalam Gerakan Pramuka mengarah pada peningkatan daya tahan masyarakat dan
Ketahanan Nasional yang mempunyai sasaran:
1) meningkatkan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing,
memelihara kerukunan hidup intern umat beragama, antara umat beragama, dan
antara umat beragama dengan pemerintah;
2) meningkatkan
rasa persahabatan dan persaudaraan, serta jiwa sosial dalam rangka membangun
persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia;
3) menumbuhkan
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, disertai
kesanggupan dan kemampuan untuk melaksanakan pembangunan nasional, baik di
bidang kesejahteraan maupun di bidang pertahanan dan keamanan;
4) menumbuhkan
keyakinan akan kesaktian Panscasila sebagai ideologi, falsafah hidup bangsa dan
dasar negara, disertai pengamalan Pancasila dalam kehiduoan sehari-hari.
5) menumbuhkan
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, disertai kesadaran untuk
mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau golongan;
6) memberikan
kemampuan awal bela negara yaitu tertanamnya motivasi yang kuat untuk pembelaan
negara yang didasari keyakinan kekuatan sendiri, tanggap menghadapi berbagai
situasi, yakin akan dapat mencapai tujuan/kemenangan dan pantang menyerah dalam
mengatasi tantangan serta memiliki badan yang sehat, tangkas dan terampil.
c. Para Pembina
Pramuka dan anggota dewasa lainnya mempunyai kewajiban untuk memberi motivasi
PPBN pada kegiatan Gerakan Pramuka.
19. Materi PPBN dalam Gerakan Pramuka
a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Materi yang berkaitan dengan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, diambil dari ajaran agama masing-masing anggota Gerakan Pramuka, yang
diharapkan dapat menimbulkan kesadaran untuk menjalankan perintah Tuhan dan
menjauhi laranganNya sesuai ajaran agama masing-masing.
1) Materi yang berkaitan
dengan hubungan manusia dengan Tuhan.
a) Penanaman
keyakinan akan adanya Tuhan, ke-esa-anNya, kekuasaanNya, dan sifat-sifat Tuhan
lainnya.
- Penjelasan
tentang ajaran agama yang berkaitan dengan hal tersebut.
- Menunjukkan
bukti-bukti yang ada di alam raya ini, seperti adanya bumi dan benda langit,
adanya keindahan alam, adanya keaneka ragaman makhluk Tuhan (manusia, tumbuhan,
hewan) dari yang besar ujudnya sampai bakteri yang sekecil-kecilnya, dan
sebagainya.
b) Penanaman akan
kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, misalnya:
- Kewajiban
melakukan sembahyang, kebaktian, dan lain-lainnya sesuai dengan ajaran
agamanya.
- Kewajiban
berpuasa, membayar zakat, dan kewajiban lainnya.
- Kewajiban untuk
mensyukuri kenikmatan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Esa, dengan
memanfaatkan, memelihara, dan melestarikan kenikmatan yang diperolehnya.
c) dan berbagai hal lainnya
2) Materi yang
berkaitan dengan hubungan antar manusia
a) Penjelasan
tentang ajaran agama yang berhubungan dengan saling menghargai, saling menyayangi,
saling tolong menolong antar sesama manusia, dan menjauhi perbuatan yang
merusak hubungan antar manusia.
b) Penanaman
kesadaran akan pentingnya menghormati orang yang lebih tua usianya, pimpinan,
guru, dan lain-lain dan menghargai orang lain yang membantu atau ada di bawah
pimpinannya.
c) Memelihara
hubungan baik antara anggota keluarga, tetangga, masyarakat di sekitarnya,
intern umat beragama, antar umat beragama, dan antar umat beragama dengan
pemerintah.
d) dan berbagai hal
lainnya.
3) Materi yang
berkaitan dengan alam sekitarnya
Penjelasan tentang
ajaran agama yang berhubungan dengan tersedianya alam luas dengan segala
isinya, yang kesemuanya dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan
hidupnya.
b) Pemanfaatan dan
pemeliharaan alam sekitarnya, agar dapat lestari digunakan manusia untuk
hidupnya, dengan contoh-contoh seperti:
(1) penggunaan
bintang, bulan, matahari untuk petunjuk arah mata angin
(2) pemanfaatan
b. Kecintaan kepada tanah air
1) Materi yang berkaitan dengan pengetahuan, seperti:
a) Wawasan Nusantara
Kesadaran akan luasnya tanah air Indonesia, dengan
banyaknya pulau, keaneka ragaman suku bangsa, bahasa, agama, dan budayanya,
tetapi kesemuanya merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan secara utuh.
b) Kesadaran akan keindahan dan kekayaan alam Indonesia
Hal ini dapat dilakukan dengan melihat keindahan alam di
pantai, di gunung, dan di obyek wisata alam lainnya, meninjau
perusahaan-perusahaan yang mengolah kekayaan alam Indonesia, seperti pembakaran
batu kapur, penambangan timah, perusahaan minyak bumi, perusahaan batu bata
(bata merah), marmer, kayu lapis, karet, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
c) Sejarah dan budaya bangsa Indonesia
Pemahaman akan kejayaan dan tingginya budaya bangsa
Indonesia dapat dilakukan antara lain dengan:
- meninjau
obyek-obyek bersejarah, seperti museum, candi, makam raja/tokoh bangsa, dan
sebagainya;
- mempelajari
buku-buku yang berkaitan dengan sejarah kejayaan dan perjuangan bangsa
Indonesia di masa lampau, biografi para pahlawan bangsa;
- mempelajari
ceritera-ceritera rakyat, lagu, tarian yang khas daerahnya, yang dapat
membangkitkan kesadaran akan tingginya budaya bangsa;
- mempelajari
sejarah wilayah/kota tempat tinggalnya, dan sebagainya.
2) Materi yang berkaitran dengan keterampilan
a) Kesenian
Bangsa Indonesia memiliki berbagai hal yang berkaitan
dengan kesenian Indonesia, yang dapat diajarkan dan dilatihkan kepada para
Pramuka, seperti:
- Seni tari (setiap
daerah memiliki seni tarinya sendiri).
- Nyanyian, yang
setiap daerah memiliki lagu-lagu khas daerahnya, termasuk paduan suara, dan
lain-lain.
- Seni musik, yang
di Indonesia terdapat berbagai macam keterampilannya, seperti angklun, seruling
bambu, gamelan, kulintang, terompet bambu, alat musik kerang, dan lain-lainnya.
- Seni pahat, ukir
dan patung dari kayu, tempurung, tulang, dan lain-lain.
- Seni lukis dengan
pensil, cat air, mozaik, dengan barang tempelan. Dengan barang bekas, dan
lain-lain.
b) Seni Beladiri
Banyak daerah memiliki keterampilan seni bela diri antara
lain pencak silat, yang dapat dipelajari dalam rangka pelestarian budaya.
c) Penggunaan bahasa
Indonesia memiliki beratus-ratus bahasa daerah, satu
bahasa nasional Indonesia yang menjadi kebanggaan nasional kita. Karena itu dapat
dilatihkan:
- Penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
- Melalui latihan
berbicara atau berpidato, menulis karangan prosa atau puisi, membuat berbagai
macam naskah (untuk ceramah, sambutan. Karya ilmiah, dan lain-lain)
- Membuat naskah
ceritera atau berceritera tentang pengalaman, pengetahuan, dan sesuatu yang
diketahuinya.
d) Pembuatan hasta karya
Berbagai macam hasta karya yang dapat dibuat dari bahan
yang ada disekitarnya, seperti kain perca, sabut, tempurung kelapa, kerang,
biji-bijian, kayu, jerami, kulit binatang, karton, barang bekas, dan
lain-lainnya.
e) Permainan tradisisonal
Banyak sekali permainan yang bersifat tradisional di
Indonesia, yang perlu dilatihkan dalam rangka pelestarian budaya nasional,
seperti dakon, macanan (permainan harimau dan manusia), permainan egrang bambu,
gobag sodor, petak umpet (junjang umpet), permainan melompati empat batang
bambu, panjat batang nipah, dan masih banyak lagi lainnya.
f) Kegiatan bakti
Kegiatan bakti
perlu diperbanyak dalam program latihan kepramukaan, baik berupa:
- Kegiatan bakti
masyarakat yang dilakukan oleh para Pramuka sendiri, maupun
- Kegiatan
perkemahan wirakarya yang dilakukan oleh para Pramuka bersama masyarakat.
Kegiatan bakti itu dapat dilaksanakan sesuai dengan
keadaan dan kepentingan masyarakat setempat, misalnya:
- Pembersihan
halaman sekolah, rumah ibadat, lapangan olah raga, penanaman tanaman hias di
tepi jalan.
- Pembersihan
saluran air hujan dan kebersihan lingkungan
- Penghijauan:
penanaman tanaman perindang, pohon di tanah kosong, pohon buah-buahan di
halaman rumah.
- Pembuatan warung
hidup dan apotik hidup
- Pembangunan
tempat ibadat, pasar, terminal, jamban, tempat mandi-cuci-kakus (mck), jalan,
jembatan, bangunan gedung, dan lain-lain.
g) Kerajinan tangan
Banyak kerajinan tangan dapat dilatihkan kepada para
Pramuka sesuai dengan keadaan dan kebiasaan rakyat setempat, misalnya:
- Kerajinan
menjahit, bordir/sulam, tusuk silang (kruisstek)
- Bongkar pasang
sepeda
- Kerajinan kulit,
perak, payung
- Pembuatan
barang-barang cenderamata, dan lain-lain
h) Masakan daerah
Berbagai jenis masakan dan penganan (kue) yang khas
sesuai dengan daerahnya, banyak didapat di Indonesia. Hal inipun perlu
dilatihkan dalam rangka pelestarian budaya bangsa.
i) Obat-obatan tradisional
Indonesia sangat kaya dengan tanaman obat-obatan dan oleh
karena itu perlu dipelajari penggunaan tanaman obat, pembuatan tanaman jamu,
dan lain-lain.
c. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa
dan bernegara dapat ditanamkan melalui berbagai materi.
1) Materi yang
berkaitan dengan pengetahuan:
a) mendalami isi
pasal-pasal UUD 45 dengan falsafah yang terkandung di dalamnya
b) mempelajari isi
Garis-garis Besar Haluan Negara dan kaitannya dengan Pembangunan Jangka
Panjang.
c) mendalami:
- Wawasan Nusantara
- Ketahanan
Nasional
- Undang-undang RI
No. 1 dan No. 2 Tahun 1988 tentang perubahan atas UU RI No. 20 Tahun 1982
tentang Ketentuan Pokok tentang Pertahanan dan Keamanan Negara
- Undang-undang RI
No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
d) Kesadaran Hukum
e) Wawasan
lingkungan
f) Sejarah
perjuangan bangsa dan tokoh-tokoh bangsa yang terkait, seperti perintis
kemerdekaan, pahlawan revolusi, dan lain-lain.
g) Pengetahuan
tentang obat terlarang dan narkotika
h) Memahami sejarah
tentang wilayah tempat tinggalnya, daerah atau kota-kota di sekitarnya.
i) Memahami
sejarah, makna dan peraturan/ketentuan tentang penggunaan Lambang Negara RI
(Garuda Pancasila) dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
2) Materi yang
berkaitan dengan keterampilan
a) Menguasai upacara
adat setempat, dan dapat membantu pelaksanaannya.
b) Dapat menjadi
pembawa acara atau pemberi sambutan pada upacara adat setempat.
c) Dapat mengelola
koperasi
d) Dapat membantu
pengelolaan organisasi pemuda di kampung/desanya, seperti kelompok olah raga,
kesenian, remaja masjid/gereja, karang taruna, dan lain-lain.
e) Dapat membantu
usaha pemerintah, seperti Klompencapir, PKK, Posyandu, dan lain-lain.
f) Dapat
melaksanakan upacara bendera, peringatan Hari Besar Nasional, dan Agama
g) Selalu mentaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketaatannya pada ketentuan
organisasi atau badan tempat kerjanya.
h) Gerak jalan
napak tilas pejuang
i) Mempraktekkan tata sopan santun pergaulan bangsa
Indonesia.
d. Keyakinan akan
kebenaran Pancasila
1) Materi yang
berkaitan dengan pengetahuan
a) Memahami
butir-butir yang ada dalam Pancasila
b) Memahami
pedoman, penghayatan dan pengamalan Pancasila (P-4) atau Eka Prasetya Panca
Karsa
c) Memahami
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, ideologi negara dan dasar negara
d) Mengetahui
sejarah lahirnya Pancasila, serta usaha-usaha negatif untuk merubahnya,
termasuk pemberontakan G-30S/PKI dan kemenangan golongan Pancasila.
e) Memahami
latar belakang berdirinya Gerakan Pramuka sebagai kemenangan golongan
Pancasila.
f)
Memahami keunggulan falsafah Pancasila dibanding dengan falsafah negara lain.
2) Materi yang
berkaitan dengan pembekalan keterampilan
a) Mampu
melaksanakan permainan simulasi P-4.
b) Mampu
mengamalkan butir-butir Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari.
c) Mampu memimpin
sidang, pertemuan atau rapat.
d) Dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan bakti masyarakat, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat, seperti pemberantasan buta huruf, penerangan tentang
kesehatan dan KB, pembentukan warung hidup dan apotik hidup, kegiatan PKK,
Posyandu, Usaha Peningkatan Gizi Keluarga, dan kegiatan lain yang mewujudkan
peran Gerakan Pramuka dalam pembangunan nasional.
e) Dapat mengisi
kegiatan pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
e. Rela berkorban
untuk bangsa dan negara
Berbagai materi baik yang bersifat pengetahuan maupun
pembekalan keterampilan yang sudah diuraikan di atas, perlu disajikan oleh para
Pembina Pramuka dan para Pelatih Pembina Pramuka dengan disertai pemberian
motivasi yang jelas dan tegas, latihan yang berulang-ulang bervariasi dan
menarik, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan rasa cinta kepada tanah air
Indonesia (jiwa patriotisme). Apabila cinta tanah air tumbuh dengan subur di
dalam hati sanubari anggota Gerakan Pramuka, maka akan timbul sikap dan tekad
untuk rela berkorban demi bangsa dan negara. Mereka akan rela mengorbankan
tenaga, pikiran, waktu, harta, dan segala miliknya, bahkan mengorbankan jiwa
raganya sekalipun. Kegiatan praktek yang dapat dilaksanakan antara lain
melalui:
1) Pertolongan pada
kecelakaan atau bencana alam
2) Pengumpulan dana
bantuan (bumbung kemanusiaan), bahan makanan, pakaian, dan sebagainya.
3) Membantu Palang
Merah Indonesia, petugas keamanan ketertiban, panitia bencana alam, atau
badan-badan penolong lainnya
f. Kemampuan
awal bela negara
Kemampuan awal bela negara ini secara fisik dilatihkan
melalui berbagai kegiatan, seperti:
1) Berbagai macam
kegiatan olah raga termasuk pencak silat
2) Kegiatan halang
rintang (obstacle training) dan gladi tangguh (survival training)
3) Kegiatan latihan
indera
a) Latih panca
indera: mata, telinga, hidung, lidah dan alat raba.
b) Latihan bergerak
pada siang hari dan malam hari
c) Latihan induksi
dan deduksi
d) Latihan
penyamaran
4) Kegiatan di
perkemahan, seperti:
a) Kegiatan keagamaan,
pembinaan mental dan moral
b) Kegiatan
ketangkasan dan keterampilan, seperti kegiatan bongkar pasang tenda, memasak
darurat, dan lain-lain.
c) Mempelajari
lingkungan hidup, tanaman dan hewan.
d) Mengenal
keindahan dan kekayaan alam.
e) mempelajari kehidupan
dan adat istiadat penduduk sekitar, dan lain-lain.
5) Latihan baris
berbaris, senam tongkat
6) Tata upacara dan
tata penghormatan Pramuka
7) Kegiatan
penjelajahan (wide game) dan pengembaraan (hiking)
8) Latihan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK)
9) Latihan SAR
(mencari dan menyelamatkan)
10) Kegiatan Sistem
Keamanan Lingkungan (Siskamling)
11) Kegiatan di
air, seperti berenang, mendayung, menggunakan perahu karet, menyelam, menolong
orang tenggelam.
12) Pemadam
Kebakaran
13) Mengenal bentuk-bentuk
kapal dan pesawat terbang
14) Latihan
kecermatan, kecerdasan, dan daya ingatan
20. Pembinaan kepribadian dan watak
Pendidikan pendahuluan bela negara dalam Gerakan Pramuka
diarahkan selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta keterampilan,
lebih diutamakan untuk membentuk sikap dan membina watak, sehingga dapat
mencerminkanb kepribadian bangsa Indonesia yang berjiwa Pancasila.
a. Pembentukan
sikap lahiriah, yaitu
1) Bentuk
tubuh/jasmani yang sehat dan kuat
2) Berpakaian
rapih, bersih, tertib, dan sopan
3) Cekatan, tangkas
dan terampil
b. Pembentukan
sikap batiniah, yaitu
1) Sikap yang
mencerminkan pengalaman Pancasila dan manusia yang religius
2) Sikap yang
mewujudkan Satya dan Darma Pramuka
3) Sikap khas
bangsa Indonesia yang sopan, ramah, toleransi, saling menghargai, suka
bermusyawarah dan bergotong royong.
c. Pembinaan watak
seperti:
1) Ulet, pantang
putus asa
2) Cerdas, cermat,
dan kreatif
3) Jujur
4) Berani
menghadapi masalah dan tantangan
5) dan lain-lain
BAB V
POLA PELAKSANAAN PPBN
21. Umum
Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan di luar
sekolah mempunyai tujuan, materi dan metode latihan tertentu. Dengan demikian
maka pelaksanaan PPBN di dalam Gerakan Pramuka juga menggunakan pola pembinaan
yang digunakan di dalam Gerakan Pramuka.
22. Obyek Pembinaan
Obyek pembinaan PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah semua
anggota Gerakan Pramuka yang terdiri atas:
a. Pramuka (peserta didik) yaitu:
1) Pramuka Siaga (usia 7-10 tahun
2) Pramuka Penggalang (usia 11-15 tahun)
3) Pramuka Penegak (usia 16-21 tahun)
4) Pramuka Pandega (usia 22-25 tahun)
b. Anggota Dewasa Gerakan Pramuka, yaitu:
1) Pembina Pramuka
2) Pelatih Pembina Pramuka
3) Instruktur dan Pamong Satuan Karya Pramuka
4) Pimpinan Satuan Karya Pramuka
5) Andalan
6) Majelis Pembimbing
23. Subyek Pembinaan
Subyek pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam
Gerakan Pramuka adalah para Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina Pramuka, serta
anggota dewasa lainnya, terutama yang sudah pernah mengikuti penataran atau
pelatihan yang berkaitan dengan PPBN.
24. Organisasi
a. Kegiatan PPBN
dilaksanakan di semua jajaran Gerakan Pramuka, terutama di gugusdepan dan
satuan karya Pramuka sebagai satuan gerak, tempat pembinaan peserta didik
dengan kegiatan berkala (rutin)
b. Kegiatan pembinaan PPBN juga dilaksanakan di semua
jajaran kwartir, baik dalam bentuk:
1) untuk peserta didik
a) Kegiatan monopolitik berupa:
- Pelatihan PPBN bagi peserta didik
- Penataran PPBN bagi anggota dewasa
b) Kegiatan integrasi dalam berbagai kegiatan
(1) Berbagai pertemuan Pramuka
- Pesta Siaga
- Jambore Penggalang
- Lomba Tingkat Regu Penggalang
- Raimuna Pramuka Penegak Pandega
- Perkemahan Wirakarya Pramuka Penegak dan Pandega
- Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka
- Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka
(2) Berbagai gladian dan pelatihan
- Gladian Pimpinan Regu Penggalang
- Gladian Pimpinan Satuan Pramuka Penegak dan Pandega
- Latihan Pengembangan Kepemimpinan Pramuka Penegak dan
Pandega
- Kursus Pengelola Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega
- Berbagai seminar dan loka karya, musyawarah Pramuka
Penegak dan Pandega
- Kursus instruktur dan berbagai kursus keterampilan
2) untuk anggota dewasa
a) Pertemuan anggota dewasa
- Karang Pamitran (Pertemuan Pembina Pramuka)
- Pitaran Pelatih Pembina Pramuka
- Berbagai kegiatan, seperti diskusi, musyawarah. Seminar, lokakarya, simposium, dan lain-lain.
b) Pendidikan bagi anggota dewasa
- Kursus Pembina Pramuka tingkat Mahir dan tingkat
Lanjutan
- Kursus Pelayih Pembina Pramuka tingkat Dasar dan
Lanjutan
- Penyegaran Pelatih
Kursus Pengelola Kwartir
Kursus Orientasi Gerakan Pramuka
Kursus Keterampilan:
25. Koordinasi dengan instansi terkait
Dalam pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara,
terutama yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan monotik perlu adanya
keterpaduan antara penyegaran dan pelaksanaan, serta kerjasama dengan
unsur-unsur yang terkait dengan PPBN, sesuai dengan Keputusan Bersama antara
Menhankam RI dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 153 Tahun 1986 tentang
Upaya Peningkatan PPBN di lingkungan Gerakan Pramuka dengan Ditjen Persmanvet,
Dephankam No. 045 Tahun 1988 tentang Pokok-pokok Pelaksanaan Kesepakatan
Bersama Menhankam RI dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
26 Dukungan Fasilitas
Dukungan untuk penyelenggaraan PPBN, baik di pusat maupun
di daerah, diusahakan untuk dapat menggunakan sarana dan fasilitas yang ada dan
dimiliki oleh:
a. Satuan dan jajaran Gerakan Pramuka
b. Organisasi ABRI
c. Instansi/badan lain yang terkait
dan dapat diprogramkan melalui koordinasi dengan
Dephankam dalam hal ini Ditjen Persmanvet di tingkat pusat, serta jajaran ABRI
di tingkat daerah.
27. Pengamatan obyek PPBN
Untuk mengkondisikan kesiapan obyek PPBN agar pelaksanaan
PPBN berjalan intensif perlu diadakan pengamatan terhadap obyek pembinaan PPBN,
baik peserta didik, anggota dewasa, maupun masyarakat.
a. Pengamatan terhadap peserta didik antara lain
mengenai:
1) Keadaan dan
kemapuan jasmani dan rohani peserta didik, misalnya:
a) kekuatan,
kesehatan. Ketangkasan, dan keterampilan jasmani;
b) kecerdasan, daya
ingat, dan kemampuan inderanya;
c) pengetahuan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan PPBN;
d) sikap pribadinya
seperti kedisiplinan, ketaatan, kesetiaan, sikap sosial, dan sebagainya.
2) Bakat, minat dan
kebutuhan peserta didik, sehingga dapat diusahakan untuk mengembangkan
bakat-bakat positif peserta didik dan menekan hal-hal yang negatif, dapat
menyajikan kegiatan yang sesuai dengan minat peserta didik, dan memenuhi
kebutuhan peserta didik sesuai dengan keadaan dan kemampuannya tersebut di
atas.
b. Pengamatan terhadap anggota dewasa, antara lain:
1) pemahaman
tentang PPBN;
2) penguasaan
materi PPBN;
3) kemampuan,
keterampilan dan metode penyajian materi PPBN;
4) kemampuan untuk
menjadi panutan dan teladan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pengamatan
terhadap masyarakat, dengan dasar pemikiran bahwa pembinaan kepribadian peserta
didik sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Pengamatan ini diarahkan
pada:
1) Keadaan dan
kepentingan hidup masyarakat
2) Sikap dan
pengetahuan masyarakat yang berkaitan dengan PPBN.
28. Perencanaan kegiatan
Melihat hasil pengamatan obyek PPBN, maka disusunlah
perencanaan kegiatan pembinaan PPBN dalam Gerakan Pramuka.
Perencanaan ini meliputi:
a. Memasukkan acara
PPBN dalam Rencana Kerja dan Program Kerja Kwartir dan Satuan Pramuka
b. Membuat
perencanaan kegiatan meliputi:
1) Latar belaksang
diadakannya kegiatan itu, berdasarkan hasil pengamatan obyek PPBN
2) Dasar hukum
pelaksanaan kegiatan
3) Nama, tempat,
dan waktu kegiatan
4) Tujuan dan
sasaran kegiatan
5) Orhanisasi
pelaksanaan kegiatan dan pembagian tugas
6) Peserta dan
syarat-syaratnya
7) Pokok-pokok
materi dan rincian serta jadwal kegiatan
8) Metode penyajian
9) Perlengkapan,
sarana, dan prasarana yang diperlukan
10) Dana pembiayaan
11) Pengawasan,
evaluasi, dan laporan
12) Tahapan kerja
29. Persiapan kegiatan
a. Agar pelaksanaan
PPBN mencapai tujuan dan sasarannya, maka sesudah disusun perencanaan secara
seksama dan cermat, perlu dilaksanakan persiapan dalam jangka waktu yang cukup
memadai. Persiapan itu meliputi:
1) Tempat
2) Peserta (mental
dan fisik)
3) Materi
4) Petugas dan
personil yang terlibat, seperti penceramah, instruktur, dan lain-lain
5) Perlengkapan
6) Biaya
7) Acara
8) Keperluan
administrasi
b. Dalam rangka
persiapan ini perlu diadakan survei berkali-kali, terutama mengenai lokasi dan
fasilitas yang akan digunakan, guna menghindari berbagai gangguan dan hambatan,
serta kemungkinan terjadinya musibah, serta kemungkinan pemanfaatan dukungan
dari berbagai pihak.
c. Pengecekan atas
persiapan perlu berkali-kali diselenggarakan, agar pada saatnya nanti, segala
sesuatu telah siap dipunakan.
30. Sarana
Sarana, prasarana dan perlengkapan yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan PPBN disesuaikan dengan:
a. Jenis kegiatan:
kegiatan agama, latihan panca indera, baris berbaris, latihan keterampilan
memasak, memotret, kegiatan kesenian, dan lain-lain
b. Bentuk kegiatan:
perkemahan, pentas seni, bazar Siaga, wisata, gerak jalan napak tilas,
penjelajahan, dan lain-lain
c. Jumlah peserta:
banyak atau sedikit, bagaimana pengelompokannya, dan lain-lain
d. Jarak lokasi
kegiatan dari tempat kediaman peserta: perlu kendaraan apa, berapa jumlahnya,
dan lain-lain
e. Fasilitas yang
tersedia, sedang kekurangan perlu diusahakan dengan meminjam, menyewa atau
membeli.
31. Metode
a. Dalam
melaksanakan penyelenggaraan PPBN di lingkungan Gerakan Pramuka digunakan
metode pokok sebagai berikut:
1) Edukatif atau metode pendidikan yaitu dengan
memberikan arahan melalui proses belajar mengajar
2) Persuatif, atau
ajakan, untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air serta ikut aktif dalam
pelaksanaan kegiatan
3) Pragmatis, yaitu
dapat dilaksanakan secara praktis dengan tidak menyimpang dari tujuan yang
telah ditentukan
4) Andragogi atau
metode materi untuk orang dewasa
Dasar pemikirannya
dalam hal ini adalah:
a) Orang dewasa mau
belajar apabila dia merasa mempunyai kepentingan atau kebutuhan terhadap
b) Orang dewasa
telah mempunyai pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan bahkan disiplin ilmu
sesuai dengan bakat dan minat masing-masing
c. Sehingga dengan
demikian orang dewasa tidak mau digurui.
b. Bagi peserta
didik dalam kegiatan Pramuka digunakan:
1) Prinsip Dasar
Metodik Pendidikan Kepramukaan, yaitu:
a) Kesukarelaan
Dengan metode persuasif, peserta didik diajak melakukan
kegiatan sesuai bakat dan minatnya, dan diberi motivasi, maka peserta didik
akan melakukannya secara suka rela
b) Kode Kehormatan
Kode kehormatan dalam bentuk janji (Dwi Satya dan Tri
Satya) dan ketentuan moral (Dwi Darma dan Dasa Darma) dapat dijadikan sasaran
dan ketentuan yang melandasi kegiatan kepramukaan dan PPBN
c) Sistem Beregu
Pengelompokan peserta dalam kelompok kecil/regu dan
pasukan/satuan yang lebih besar akan mempermudah proses belajar mengajar (small
unit system)
d) Sistem Tanda Kecakapan
Dengan pemberian Tanda Kecakapan kepada peserta didik
yang berprestasi, akan menggairahkan peserta didik untuk maju.
e) Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri
Dalam beberapa hal tertentu, perlu ada pemisahan antara
satuan putera dan satuan puteri, misalnya dalam hal berkemah, pembinaan moril
dan etika, dan lain-lain
f) Penyesuaian perkembangan jasmani dan rohani
Materi tersebut dalam Bab III diberikan kepada peserta
didik dengan perbedaan volume (banyaknya) materi dan bobot (kualitas) materi
sesuai perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Misalnya uraian dan
penjelasan tentang Pancasila kepada Pramuka Siaga, akan berbeda dengan
penyajian materi Pancasila untuk Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kegiatan
halang rintang untuk Pramuka Penggalang Putera berbeda dengan untuk Pramuka
Penggalang Puteri.
g) Kegiatan menarik yang mengandung pendidikan.
Semua kegiatan kepramukaan harus disajikan dalam bentuk
kegiatan menarik mengandung pendidikan, misalnya dengan:
(1) Memberi
“ceritera pembungkus” sehingga dengan bermain sesuai ceritera tersebut, peserta
didik tidak merasa mendapatkan pendidikan atau pembinaan.
(2) Menggunakan
nyanyian, tarian, tepuk tangan, dan lain-lain.
(3) Membuat
berbagai variasi penyajian, sehingga walaupun materinya sama, namun diterima
dengan senang hati, sehingga tidak membosankan.
h) Prinsip swadaya
Swadaya atau kemampuan sendiri, melatih peserta didik
untuk hidup mandiri.
i) Prinsip keprasahajaan hidup
Keprasahajaan hidup atau sederhana, yang berarti hidup
wajar sesuai dengan kemampuannya, dan menggugah peserta didik untuk hidup layak
tidak “ngoyo” dan memforsir diri, dan mampu berkreasi memanfaatkan segala
sesuatu yang ada di sekitarnya.
2) Beberapa metode
latihan lainnya seperti:
a) metode lomba (competition)
Menggunakan prinsip lomba untuk berprestasi yanpa
merugikan atau menghalangi perkembangan orang lain (berlomba bukan bertanding)
b) metode pangkalan
Menggunakan beberapa pangkalan kegiatan dalam satu
lingkaran besar, dan di tiap pangkalan diberi kegiatan tertentu, dalam jangka
waktu tertentu. Kemudian peserta pindah dari pangkalan satu ke pangkalan
berikutnya, seuai arah jarum jam.
c) metode bermain peran (role playing)
Peserta didik diharapkan memainkan peran seseorang sesuai
ceritera yang akan disajikan.
d) metode peragaan (demonstrasi)
Peserta didik menyaksikan peragaan sesuatu keterampilan
atau suatu proses,
e) metode kerja kelompok
Memberikan tugas/pekerjaan tertentu kepada
kelompok-kelompok peserta didik.
3) Sistem Among
Dengan sikap laku Pembina Pramuka yang menggunakan Sistem
Among diharapkan akan lebih mudah memotivasi peserta didik. Sikap laku sesuai
dengan Sistem Among yaitu:
- Ing ngarso sung
tulodo (di depan menjadi teladan)
- Ing madyo mangun
karso (di tengah membangun semangat)
- Tut wuri
handayani (di belakang memberi semangat)
c. Bagi anggota
dewasa dapat digunakan berbagai metode pendidikan, antara lain:
1) Metode
ceramah
2) Berbagai
macam metode diskusi
3) Metode peragaan
(demonstrasi)
4) Metode pangkalan
(base method)
5) Metode bermain
peran (role playing)
6) Metode layihan
kepekaan (sensitive training)
7) Metode pemecahan
masalah (problem solving)
8) Metode
pembahasan peristiwa (case study)
9) Metode simulasi
10) Metode talang
kerja (in try exercuse)
11) Metode tak terduga (surprise(
12) Metode kerja kelompok (group work)
13) Metode
pembahasan dokumentasi
14) Metode studi
banding
32. Bentuk kegiatan
Selain metode tersebut di atas, beberapa bentuk kegiatan
yang dapat dimanfaatkan antara lain:
a. Nyanyian,
tarian, ceritera
b. Kunjungan ke
tempat bersejarah, musium, perpustakaan, makam pahlawan, dan anjangsana
c. Gerak jalan
napak tilas para pahlawan dan pejuang kemerdekaan
d. Permainan dan
nyanyian yang mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa serta semangat
membangun.
e. Wisata dan
kunjungan untuk mengenal keindahan alam, keajaiban alam, kebudayaan, dan adat
istiadat daerah.
f.
Penjelajahan Iwide game) dan pengembaraan (hiking) untuk mengenal lingkungan,
meliputi wilayah, kehidupan masyarakat, sejarah setempat, dan lain-lain.
g. Pentas seni
budaya dan api unggun.
h. Berbagai macam
lomba baris berbaris, memasak, PPPK, cerdas cermat, MTQ, kaligrafi, upacara
bendera, pidato dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah, menyanyikan lagu
nasional/daerah, dan lain-lain.
i.
Latihan halang rintang (abstrack training) dan gladi tangguh (survival
training).
j. Berbagai macam perkemahan, seperti:
1) Perkemahan Satu
Hari (Persari Siaga)
2) Perkemahan Sabtu
Minggu (Persami)
3) Perkemahan Besar
(Jambore, Raimuna)
4) Perkemahan Bakti
5) Perkemahan Antar
Satuan Karya Pramuka
6) Perkemahan
Wirakarya
k. Berbagai latihan
indera dan daya ingat
1) latihan panca
indera
2) latihan induksi
dan deduksi
l. Latihan kecerdasan dan keterampilan.
m. Musyawarah
n. Seminar,
lokakarya, dan simposium.
o. Penyusunan karya
tulis dan karya ilmiah.
33. Pelaksanaan
a. Diusahakan
pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
b. Perlu
diperhatikan adanya:
- pengarahan dari
pimpinan
- koordinasi antara
semua pihak
- penanggung jawab
dari tiap kegiatan/bagian
c. Setiap perubahan
dan/atau penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan, perlu dibicarakan,
dibahas atau diumumlan pada pertemuan pelaksanaan yang diusahakan secara
berkala (rutin)
d. Masalah keamanan
dan ketertiban hendaknya menjadi faktor yang harus diperhatikan, guna
menghindari segala kemungkinan yang tidak diinginkan
e. Agar segala
sesuatunya terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran, maka untuk kegiatan
yang tidak rutin perlu disusun petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk
teknis (juknis).
34. Pengawasan
Agar kegiatan mencapai tujuan dan sasarannya maka perlu
ada pengawasan. Pengawasan bukan berarti mencari kesalahan, namun melihat
apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Untuk itu pengawasan dimulai sejak dibuatnya perencanaan,
diteruskan ke persiapan, sampai pada pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan.
Pengawasan dilaksanakan dalam bentuk:
- Pemantauan
(monitoring), yaitu mengikuti perkembangan suatu kegiatan, mulai dari
perencanaan sampai tahap penyelesaian.
- Penyeliaan
(supervisi) yaitu pemberian petunjuk atau pengarahan atas hal-hal yang
mengalami penyimpangan atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan suatu
rencana kegiatan, sebagai hasil pemantauan.
- Penilaian yaitu
membandingkan antara hasil atau pelaksanaan dengan rencana atau tolok ukur yang
sudah ditentukan.
35. Pelaporan
Pelaporan yang dimaksud disini adalah pelaporan tertulis,
yang merupakan catatan keseluruhan kegiatan dari awal perencanaan sampai pada
akhir penyelesaian.
Untuk kegiatan rutin, pelaporan ini cukup bersifat
catatan keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, namun untuk kegiatan yang
tidak rutin, akan lebih baik bila dibuat pelaporan yang lengkap. Apabila dalam
akhir laporan dituliskan tentang penilaian dari hasil pengawasan dan evaluasi, kesimpulan
dan saran, maka laporan tersebut akan sangat berguna untuk penyusunan rencana
kegiatan berikutnya pada masa yang akan datang.
BAB VI
TOLOK UKUR KEBERHASILAN, TANDA-TANDA KEBERHASILAN
DAN EVALUASI PPBN DALAM GERAKAN PRAMUKA
36. Tolok Ukur keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka
Keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka dapat dilihat
dari indikasi antara lain sebagai berikut:
a. Pembina Gerakan Pramuka
1) memberikan teladan yang baik dalam kehidupan
sehari-hari
2) mentaati peraturan yang berlaku
3) Mendidik dan membina ke arah yang baik
4) meningkatkan rasa kesatuan, persatuan dan persaudaraan
5) hidup sederhana
b. Anggota Gerakan Pramuka
1) mengikuti kegiatan kepramukaan dengan sukarela
2) saling membantu dan menasehati sesama teman
3) menjaga kesatuan dan persatuan
4) menjaga kebersihan lingkungan
5) berdisiplin
6) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
37. Tanda-tanda keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka
a. Umum
Penilaian terhadap keberhasilan kegiatan penyelenggaraan
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yaitu:
1) mencintai tanah
air tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari
2) kesadaran
berbangsa dan bernegara dapat dicerminkan dalam sikap dan perbuatan
3) mengamalkan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
4) rela berkorban
untuk bangsa dan negara tercermin dalam sikap dan perbuatannya
5) memiliki
kemampuan awal bela negara
b. Khusus
Secara khusus tanda-tanda keberhasilan PPBN dalam Gerakan
Pramuka dapat tercermin antara lain:
1) Pembinaan dan
anggota Gerakan Pramuka selalu mengutamakan kesatuan dan persatuan bangsa
2) Memiliki
disiplin yang tinggi
3) Menghargai
pendapat orang lain
4) Menerapkan pola
hidup sederhana
5) Menciptakan
lingkungan yang tertib, bersih, dan aman
6) Memberikan
motivasi positif bagi rekan-tekannya.
38. Evaluasi PPBN Gerakan Pramuka
Evaluasi PPBN dalam Gerakan Pramuka dilakukan guna
memperoleh informasi penyelenggaraan PPBN, meliputi:
a. Penyelenggaraan
Untuk mengetahui
hasil yang dapat dicapai dengan metode, prosedur, dan sarana
b. Sasaran
1) Obyek: para peserta
dapat memahami dan melaksanakan PPBN dalam Gerakan Pramuka, dengan
memperhatikan terhadap sikap dan tingkah laku sehari-hari, antara lain meliputi
ketaatan, disiplin, kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan peran sertanya.
2) Subyek: para
penyelenggara dan pembina sumber daya manusia dalam Gerakan Pramuka telah dapat
menyelenggarakan PPBN dalam melakukan pembinaan terhadap anggota Gerakan
Pramuka dengan menggunakan prasarana, sarana, dan materi yang tersedia.
3) Teknik: metoda
yang digunakan untuk menyampaikan materi PPBN yang disesuaikan dengan para
pesertanya, sehingga dapat diterima, diserap, dan dipahami.
4) Sarana: alat
peralatan (alins dan alongins) yang digunakan untuk menyelenggarakan PPBN
sesuai dengan situasi dan kondisi Gerakan Pramuka.
c. Cara evaluasi
Untuk melaksanakan evaluasi perlu digunakan suatu cara
yang baik antara lain:
1) Dengan mengisi
angket yang dilakukan oleh para peserta dan para pembina (tanpa menunjukkan
identitas diri)
2) Cerdas cermat:
yaitu kegiatan untuk mengadu ketangkasan berpikir tentang PPBN, sehingga dapat
diketahui tingkat pemahaman PPBN.
3) Karya tulis,
yaiyu dengan membuat tulisan tentang Bela Negara bagi peserta sehingga dapat
diketahui tingkat pemahaman PPBN.
4) Pengamatan yang
dilaksanakan oleh Pembina Gerakan Pramuka di masing-masing kwarda, kwarcab,
kwarran.
BAB VII
BERBAGAI CONTOH KEGIATAN
39. Kegiatan Pramuka Siaga
a. Pengetahuan
Judul
: Permainan menyusun gambar dan memberi warna gambar Garuda Pancasila
Tujuan
:
Mengenal Lambang Negara Republik Indonesia dan Pancasila
Sasaran
: 1) Dapat menyusun gambar dan memberi warna Lambang Negara RI, Garuda
Pancasila
2) Dapat memberi warna gambar Lambang Negara RI
3) Dapat Menulis naskah Pancasila sesuai dengan Lambang Negara RI.
Metode
: Lomba Barung
Perlengkapan
: 1) Gambar Garuda Pancasila tanpa warna, yang dipotong-potong
2) Kertas manila untuk tempat menempel potongan gambar
3) Lem
4) Pensil berwarna atau spidol warna (merah, hitam, hijau, kuning)
Pelaksanaan
: !) Pembina Siaga menceriterakan bahwa para Siaga sudah mempunyai Barung
masing-masing (Barung artinya barak, bedeng, tempat kerja). Di dalam barung itu
sudah cukup banyak perabot yang ada, ada bangku, meja, lemari, dan sebagainya.
Yang masih kurang adalah Gambar Lambang Negara RI. Ditanyakan kepada Siaga apa
nama gambar itu, bagaimana bentuknya, dan sebagainya.
2) Pembantu Pembina Siaga sudah menyiapkan perlengkapan di beberapa
tempat, yang dianggap barung-barung Siaga.
3) Pembina Siaga kemudian memberi instruksi agar para Siaga
mempersiapkan gambar Lambang Negara RI dengan sebaik-baiknya, dan diberi warna
sesuai dengan ketentuannya, serta menuliskan dibawahnya.
Penilaian
: Barung yang tercepat menyelesaikan tugas dan dapat menyusun gambar dan
memberi warna dengan baik, serta menulis naskah Pancasila dengan benar dianggap
Barung yang menang.
b. Keterampilan
Judul
: Membuat pesawat layang-layang
Tujuan
:
Menarik perhatian terhadap kedirgantaraan
Sasaran
: Dapatmembuat pesawat terbang mainan
Metode
: Kerja perorangan didahului dengan demonstrasi
Perlengkapan
: Kertas
Pelaksanaan
: !) Pembina Siaga berceritera tentang adanya berbagai macam pesawat terbang.
Para Pramuka Siaga dapat menjadi penerbang, baik pesawat sipil maupun militer.
Untuk mengenaljenis pesawat terbang, Pramuka Siaga diajak untuk membuat pesawat
terbang dari kertas.
2) Pembina Siaga membagikan kertas yang sudah disiapkan, dan
memperlihatkan contoh hasil pembuatan pesawat terbang kertas yang sudah jadi,
dan meragakan cara pembuatannya, langkah demi langkah.
3) Para Pramuka Siaga mencoba menirukan membuat pesawat terbang
tersebut. Pembantu Pembina Siaga berkeliling, membantu para Pramuka Siaga yang
mengalami kesulitan.
Penilaian
: 1) Sejauh mana Pramuka Siaga mampu membuat pesawat terbang kertas.
2) Apakah pesawat terbang kertas terebut dapat diterbangkan oleh
pembuatnya.
c. Sikap
Judul
: Permainan Salam dan Jabat Tangan
Tujuan
:
Menanamkan rasa persaudaraan dan persahabat dalam rangka pengenalan ajaran
agama
Sasaran
: Dapat melaksanakan pemberian salam dan jabat tangan yang baik
Metode
: permainan beregu dalam Perindukan Siaga
Pelaksanaan
: 1) Perindukan Siaga membentuk barisan lingkaran besar sesuai barungnya.
2) Pembina Siaga menceriterakan pentingnya membina rasa persahabatan dan
persaudaraan diantara sesama manusia, dihubungkan dengan agama. Sebagai salah
satu perwujudannya adalah pemberian salam dan jabat tangan disertai senyum
manis. Salam Pramuka ada aturannya, dan Pembina Siaga memberi contoh pemberian
salam dengan baik, dengan sikap sempurna.
3) Apabilapeluit Pembina Siaga dibunyikan, maka anggota nomor 1 dari
Barung I dan III berlari melingkari di luar lingkaran dengan arah berlawanan,
sehingga pada suatu saat akan bertemu di suatu titik.
4) Pada saat bertemu, keduanya harus berhenti, bersikap salam, lalu
berjabat tangan, kemudian kembali ke tempat semula, dan menepuk teman di
samping kirinya.
5) Teman di samping kirinya harus lari seperti yang dilakukan peserta
nomor 1 tadi.
Penilaian
: Barung yang tercepat selesai melaksanakan dengan baik, dianggap menang. Untuk
itu Pembantu Pembina Siaga harus selalu cermat mengamati jalannya permainan.
40. Kegiatan Pramuka Penggalang
a. Pengetahuan
Judul
: Menyanyikan lagu daerah
Tujuan
:
Mencintai kebudayaan nasional Indonesia
Sasaran
: 1) Dapat menyanyikan lagu daerah
2) Mengerti arti atau isi lagu daerah tersebut
3) Dapat menikmati indahnya lagu daerah Indonesia.
Metode
: -
Perlengkapan
: Tidak diperlukan
Pelaksanaan
: !) Pembina Penggalang menjelaskan bahwa Indonesia memiliki ratusan suku
bangsa dengan adat budayanya, termauk lagu-lagu daerah. Setiap Pramuka harus
tahu sedikitnya lagu-lagu daerah tempat tinggalnya, dan mengetahui arti lagu
itu, bila ada dengan tarian atau permainan yang bersangkutan. Akan lebih baik
bila juga mengetahui lagu daerah lain di Indonesia.
2) Tiap regu Penggalang diminta menyanyikan sebuah lagu daerah, dan
menjelaskan artifikasi lagu tersebut.
3) Bila regu tidak dapat menjelaskan artifikasi lagu tersebut, maka
Pembina Penggalang perlu juga memberi contoh bagaimana permainan atau tarian
yang berkaitan dengan lagu tersebut.
Penilaian
: Pembina memperlihatkan apakah ada kesalahan nada, kata-kata, atau arti/isi
lagu tersebut. Kalau ada kesalahan perlu segera diperbaiki
Catatan
: Sebelum diadakan jadwal kegiatan lagu daerah, akan lebih baik bila diadakan
latihan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, yang meliputi kemampuan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
1) dengan nada dasar yang tepat tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah.
2) dengan irama yang
tepat (mars, seperti irama langkah pada baris berbaris).
3) dari bait I sampai
bait III
b. Keterampilan
Judul
: Lomba memasak
Tujuan
:
Mengenal masakan Indonesia
Sasaran
: 1) Mampu memasak
a) nasi
b) sayur dan lauk
c) minuman
untuk satu regu Pramuka Penggalang
2) Mampu menyajikan hasil masakan dengan baik dan menarik
Metode
: Lomba regu
Perlengkapan
: 1) Alat masak secukupnya
2) Kompor atau kayu bakar
3) Bahan makanan untuk dimasak secukupnya
Pelaksanaan
: !) Pembina Pramuka menjelaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak sekali
jenis masakan, dan para Pramuka harus dapat memasak dan menyajikan masakan khas
Indonesia tersebut.
2) Para Regu Penggalang diberi waktu kira-kira dua jam untuk memasak:
a) nasi
b) satu jenis sayur
c) lauk kering, seperti tempe, atau tahu goreng,
kerupuk, bakwan, perkedel, dan sejenisnya.
d) satu
jenis minuman, seperti teh, kopi, atau coklat susu, dan sejenisnya.
3) Sesudah semuanya selesai memasak, lalu dilanjutkan lomba menyajikan
dengan baik dan menarik, untuk kemudian diajak makan bersama seluruh Pasukan
Penggalang, dan dibenarkan saling menikmati hasil karya regu lain.
Penilaian
: 1) Penilaian dilakukan sejak para Pramuka mulai bekerja/memasak, dilihat
kerjasama anggota Regu, cara memasak, kebersihan tempat dan alat,dan dilihat
cara menyajikannya (rapih, bersih, menarik) walaupun dengan perlengkapan yang
sederhana
2) Penilaian dapat dilakukan oleh para Pembina atau orang dewasa
lainnya, misalnya orang tua Pramuka, atau oleh para Pemimpin Regu, tidak
dibenarkan menilai regunya sendiri.
Catatan
: Lomba memasak ini dapt dijadikan acara perkemahan atau acara peringatan Hari
Kesehatan, dan lain-lainnya. Acara ini juga dapat dilaksanakan oleh Pramuka
Putera atau Puteri.
c. Sikap
Judul
: Kegiatan penanaman tanaman buah-buahan
Tujuan
:
Menanamkan kesadaran lingkungan hidup
Sasaran
: Mampumemanfaatkan lahan yang ada untuk menanam tanaman produktif.
Perlengkapan
: 1) Perlengkapan pertanian, seperti cangkul, sekop, pupuk, dan lain-lain.
2) Lahan tanah kosong, halaman rumah, halaman sekolah, atau lahan
lainnya
3) Bibit tanaman
Pelaksanaan
: 1) Pembina Penggalang menjelaskan kepada para Pramuka Penggalang pentingnya
memanfaatkan lahan yang ada, untuk kepentingan usaha produktif. Salah satu
diantaranya adalah menanam pohon buah-buahan atau tanaman langka.
2) Pembina Penggalang
memberi penjelasan teknik penanaman pohon buah-buahan dengan metode peragaan
(demonstrasi)
3) Para Pramuka melaksanakan penanaman tanaman buah-buahan di
tempat-tempat yang telah ditentukan.
Penilaian
: Para Pembina Pramuka mengamati cara penanaman tanaman buah-buahan, agar
sesuai dengan cara penanaman yang benar.
41. Kegiatan Pramuka Penegak
a. Pengetahuan
Judul
: Membuat karya tulis tentang Pengamalan Pancasila
Tujuan
:
Menghayati danmengamalkan Pancasila.
Sasaran
: 1) Pra Pramuka Penegak mampu membuat naskah tulisan dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2) Para Pramuka Penegak mampu menulis tentang pengamalan salah satu sila
atau butir sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Metode
: Pembuatan karya tulis
Perlengkapan
: Tidak ada, kecuali ATK untuk keperluan administrasi lomba.
Pelaksanaan
: !) Pembina Penegak memberi penjelasan bahwa sebagai seorang Pramuka kita
harus melaksanakan Eka Prasetya Panca Karsa sebagai perwujudan P-4. Kita wajib
memasyarakatkan P-4 di masyarakat, dimulai dari lingkungannya sendiri, baik
lingkungan organisasi, sekolah, keluarga, dan lain-lainnya. Karena itu setiap
Pramuka diharapkan membuat suatu naskah tulisan dalam rangka peringatan Hari
Pramuka dan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI, tentang bagaimana pelaksanaanP-4
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
2) Para Pramuka dapat menuliskan tentang hal-hal yang dilihat dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungannya, seperti yang berkaitan dengan:
- Kehidupan sehari-hari
- Pelaksanaan Bumbung Kemanusiaan atau Dompet Bencana Alam
- Musyawarah untuk mufakat
3) Diberi batas waktupenulisan, dan jumlah lembar tulisan (baik dengan
tulisan tangan, mesinketik, atau komputer)
Penilaian
: 1) Penilaian dilakukan oleh suatu tim, yang bilamungkin diambilkan dari
tenaga yang dianggap menguasai bahasa Indonesia (misalnya guru bahasa
Indonesia) dan masalah Pancasila (misalnya guru Pendidikan Moral Pancasila,
penataran P-4), dan lain-lain.
2) Akan lebih baik lagi bila penyusun naskah juga menguraikan di depan
pertemuan Pramuka Penegak, dan memberi kesempatan tanya jawab dengan para
undangan.
b. Keterampilan
Judul
: Pengelolaan tanaman produktif
Tujuan
:
Menguasai cara peningkatan produksi tanaman
Sasaran
: 1) Para Pramuka Penegak memahami cara penanaman dan pemeliharaan tanaman
produktif.
2) Para Pramuka Penegak mampu melaksanakan penanaman dan pemeliharaan
tanaman produktif.
Perlengkapan
: 1) Alat pertanian yang diperlukan
2) Tanaman produktif, seperti jeruk, apel, tomat, cabe, kopi, vanili,
dan lain-lain.
3)
Lahan untuk penanaman
Pelaksanaan : !)
Pembina Pramuka mendatangkan para ahli di bidang tanaman produktif, untuk
menjelaskan teknik penanaman dan pemeliharaan tanaman produktif.
2) Pembina Pramuka menjelaskan bahwa dengan meningkatkannya produksi
tanaman, akan meningkatpula penghasilan penduduk/petani, dan ini berarti
melaksanakan peningkatan kesejahteraan masyarakat atau Pancasila.
3) Para Pramuka mempraktekkan cara penanaman atau pemeliharaan tanaman
produktif.
Penilaian
: Pengamatan atas pelaksanaan kegiatan penanaman atau pemeliharaan tanaman
produktif.
c. Sikap
Judul
: Kunjungan ke musium daerah
Tujuan
:
Menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara
Sasaran
: Para Pramuka Penegak mengetahui dan memahami perkembangan budaya daerah.
Perlengkapan
: Tidak ada
Pelaksanaan
: 1) Pembina memberi pengarahan tentang tujuan dan sasaran kunjungan ke musium,
dan tugas apa yang diberikan kepada para Pramuka Penegak.
2) Para Pramuka Penegak melaksanakan peninjauan musium,lalu melaksanakan
tugas yang diberikan oleh Pembina Penegak.
Tugas yang diberikan misalnya:
- menelaah perkembangan budaya di daerah
(misalnya dari jaman batu, perunggu, sampai masa perjuangan kemerdekaan dan
pembangunan
- mempelajari ciri khas budaya daerah.
Penilaian
: Dilakukan dengan pembahasan hasil pelaksanaan tugas dari Pembina Penegak di
dalam Ambalan Penegak yang bersangkutan.
BAB
VIII
PENUTUP
42. Lain-lain
Hal-hal
yang belum diatur di dalam pedoman pelaksanaan ini, akan diatur kemudian oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Jakarta, 26 Februari 1996.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,
Letjen TNI (Purn) H. Himawan Soetanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar